ASTAGATRA dan model model lainnya
PENJELASAN
ASTRA GATRA
1. Pendekatan
Asta Gatra
Pendekatan Asta Gatra yaitu
sebuah pendekatan yang melihat kehidupan nasional sebagai sebuah sistem yang
terdiri dari 8 (delapan) gatra yang saling mempengaruhi satu sama lain. Delapan
gatra itu meliputi aspek alamiah (tri-gatra) dan aspek sosial (panca-gatra).
Aspek
Alamiah (tri-gatra)
Aspek
alamiah ketahanan nasional terdiri dari :
(1)Letak
geografis negara
(2)Kekayaan
alam
(3)Keadaan
dan kemampuan penduduk
Aspek
sosial (panca-gatra)
Aspek
sosial ketahanan nasional terdiri dari :
(1) Ideologi
(2) Politik
(3) Ekonomi
(4) Sosial
budaya
(5) Pertahanan
dan keamanan
Sebagai insan berbudaya, manusia
menjalin hubungan dengan tuhan dan alam sekitarnya dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Jalinan hubungan itu mewujud dalam berbagai aspek
kehidupan, yaitu :
(1) Hubungan
manusia dengan tuhan, mewujud dalam kehidupan beragama/kepercayaan.
(2) Hubungan
manusia dengan cita-cita bersama, mewujud dalam kehidupan ideologi.
(3) Hubungan
manusia dengan kekuasaan, mewujud dalam kehidupan politik
(4) Hubungan
manusia dengan pemenuhan kebutuhan hidup, mewujud dalam kehidupan ekonomi.
(5) Hubungan
manusia dengan masyarakat, mewujud dalam kehidupan sosial.
(6) Kebutuhan
manusia dengan kebutuhan rasa aman, mewujud dalam kehidupan hankam.
Guna memperkaya pemahaman tentang
sistem kehidupan nasional, dibawah ini dikemukakan pemikiran yang dikembangkan oleh
para pakar politik dan pakar kenegaraan menyangkut aspek aspek kehidupan
nasional tersebut.
Hans
Morgenthau dalam bukunnya “ politics among nations “, mengemukakan unsur-unsur
kekuatan nasional sebagai berikut :
(1) Geografi
(2) Sumber
alam
(3) Kapasitas
industri
(4) Kesiapsiagaan militer
(5) Penduduk
(6) Karakter
nasional
(7) Semangat
nasional
(8) Kualitas
diplomasi
(9) Kualitas
pemerintahan
Dari beberapa pandangan mengenai
unsur-unsur kekuatan nasional tersebut diatas tampak bahwa pemikiran ketahanan
nasional di indonesia bukanlah sesuatu yang jauh dari wacana keilmuan, karena
ternyata hal yang “sama” juga menjadi bahan kajian ilmiah dari para
pakar di negara-negara lain.
2. Pendekatan
Kesejahteraan (prosperity Approach) dan pendekatan keamanan (security
Approach).
Ketahanan nasional merupakan
konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam
kehidupan nasional. Kesejahteraan dan keamanan merupakan dua hal yang sulit
dipisahkan. Terpenuhinnya kebutuhan hidup sehari-hari tidak menjadikan
seseorang menjadi bahagia apalagi keamananya tidak terjamin. Sebaliknya
seseorang tidak cukup hanya terjamin keamananya, tampa disertai pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari secara baik. Atas dasar itu maka upaya mewujudkan
ketahanan nasional dilakukan dengan menyerasikan pendektan kesejahteraan
(prosperity approach) dan pendekatan keamanan (security approach).
Bahwa
kegiatan pembangunan sebagai upaya penciptaan kesejahteraan rakyat memerlukan
suasana yang aman dan tertib. Untuk itulah pendekatan keamanan diperlukan.
Namun pendekatan keamanan yang berlebihan akan menciptakansuasana kehidupan
yang “mencekam” yang menghambat tumbuhnya kritik, saran, inisiatif
dan kreativitas masyarakat, meskipun keamanan sangat diperlukan dalam
pembangunan sebagai upaya kesejahteraan rakyat. Karena itulah pelaksanaanya
diperlukan keserasian dan keseimbangan antar pendekatan kesejahteraan dan
pendekatan keamanan.
Model Berfikir
Komprehensif Integral
Pemikiran ketahanan nasional menggunakan
model berfikir kompreherensif integral. Kompreherensif berarti menyeluruh,
sedangkan intefral berarti menyatu. Jadi model kompreherensif integral yaitu
model berfikir yang memandang, menyikapi dan berusaha menyelesaikan setiap
masalah yang timbul dengan memperhatikan keterkaitan berbagai aspek secara
menyeluruh dan menyatu. Pemikiran yang mendasari hal itu adalah bahwa kehidupan
masyarakat atau kehidupan negara merupakan suatu sistem.
Sistem adalah suatu kesatuan yang
didalamnya terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan atau sama lain dalam
rangka mencapai tujuan. Disadari pula bahwa dalam kehidupan tidak ada masalah
yang berdiri sendiri, bahkan tidak ada penyebab tunggal terjadinnya masalah.
Setiap masalah yang timbul pasti berkaitan dengan berbagai penyebab yang saling
berkaitan satu sama lain. Dengan demikian kompreherensif integral diharapkan
dicapai penyelesaian masalah secara menyeluruh dengan menjangkau berbagai aspek
yang terkait, bukan penyelesaian yang parsial atau sepotong-sepotong.
Sifat
Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan
nasional mempunyai sifat yang berbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan dan asas-asasnya, yaitu :
1.
Mandiri
Ketahanan nasional bersifat
percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan
yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas,
integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independent) ini merupakan
prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan
global.
2.
Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah
tetap, melainkan dapat meningkt ataupun menurun tergantung pada situasi dan
kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini
sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini
senantiasa berubah dan dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena
itu upaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan kemas
depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional
yang lebih baik.
3. Wibawah
Keberhasilan pembinaan ketahanan
nasional indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan
kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi faktor yang diperhitungkan
oleh pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional indonesia, makin
tinggi pula nilai kewibawaan nasionnal dan berarti makin tinggi tingkat daya
tangkal dan dimiliki bangsa dan negara indonesia.
4. Konsultasi
dan Kerjasama
Konsepsi
ketahanan nasional indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan
antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan moral dan kepribadian bangsa.
2. Model-model ketahanan nasional
Konsepsi dasar ketahanan nasional dapat dipahami dari beberapa
model ketahanan nasional, masing-masing model Astagatra, Model Morgentahu,
Model Alfred Thayer Mahan, dan Model Cline.
1. Model
Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra
yang cukup banyak. Bila model Lemhannas berevolosi dari observasi empiris
perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam
analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam
kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya
perjuangan untuk mendapatkan power
position dalam satu
kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke
arahbalanced power.
1. Model
Alfred Thayer Mahan
Dalam bukunya The
Influence Seapower on History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa
kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi
unsur-unsur letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah
penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan.
1. Model
Cline
Model Cline yang melihat suatu negara dari luar sebagaimana
dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya
amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di
dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Menurut Cline
suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi
geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang besar dan sumber
daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil
bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar.
Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah
penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi
maju.
1. Model
Astagatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan
manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala
kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang
dikembangkan oleh Lemhannas ini menyimpulkan adanya 8 (delapan) unsur aspek
kehidupan nasional yang terdiri atas aspek kehidupan alamiah dan aspek
kehidupan social
1. Aspek
alamiah meliputi Trigatra (letak dan kedudukan geografi, keadaan dan kekayaan
alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk).
2. Aspek
kehidupan sosial terdiri atas Pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan).
Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan
pancagatra serta antara gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang
erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependency).Oleh
karena itu hubungan komponen strategi dalam trigatra dan pancagatra tersusun
secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) di dalam komponen strategi
astagatra.
3. Sifat dan Asas Ketahanan Nasional
4. Sifat-sifat
ketahanan nasional
5. Mandiri,
artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah
serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.
Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global.
6. Dinamis,
artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun
menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa
segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya
peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan
dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang
lebih baik.
7. Manunggal,
artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya
kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Wibawa,
artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan
kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.
Komentar
Posting Komentar